STUDI KASUS: Mengulik Manajemen Konflik Hubungan Kakak-Beradik dalam Film "Cek Tokoh Sebelah"


Mengulik Manajemen Konflik Hubungan Kakak-Beradik dalam Film "Cek Tokoh Sebelah"



"Cek Tokoh Sebelah" bercerita mengenai seorang anak bernama Erwin yang menikmati hidupnya dengan karir gemilang di usia muda, bersama kekasihnya yang juga memiliki kehidupan sukses bernama Natalie. Tetapi kemudian konflik mulai muncul saat Koh Afuk, ayah Erwin, yang kesehatannya makin memburuk, ingin mewariskan toko sembakonya yang terbilang sudah cukup sukses kepada Erwin, anak kesayangannya.

Sementara itu, Yohan, sebagai anak pertama dari Koh Afuk, naik pitam karena dilangkahi. Sebagai anak sulung yang merasa lebih perhatian pada kedua orang tuanya, Yohan yakin ia dan istrinya, Ayu, adalah yang paling berhak meneruskan toko tersebut. Sayangnya, Koh Afuk sulit mempercayai Yohan.

...

Cerita ini mulai memicu timbulnya konflik saat Koh Afuk yang menjadi ayah bagi Yohan dan erwin yang mulai sakit-sakitan ingin tetap melanjutkan usaha toko yang  sejak dahulu ia lakukan bersama almarhum sang istri. Bagi Koh Afuk, toko ini punya sentimental value yang luar biasa. Dari dua putranya, Koh Afuk mempercayakan toko ke tangan anak bungsu, Erwin. Dan di sinilah Cek Toko Sebelah mengeksplorasi sisi dramatis. Erwin adalah pemuda yang sedang sukses-suksesnya di kantor. Keputusan ayahnya untuk menyerahkan toko kepadanya sebenarnya adalah sesuatu yang berat bagi Erwin untuk meninggalkan karirnya yang sedang di puncak. Juga, Keputusan Koh Afuk pun menimbulkan percikan api di dalam diri Yohan, anak tertua di keluarga. Yohan merasatidak dipedulikan. Padahal secara keadaan hidup, Yohan dan istrinya lebih membutuhkan toko untuk menyokong kehidupan keluarganya.

Di sinilah kemudian Yohan sebagai anak tertua mulai merasakan konflik kepada Erwin adiknya. Ia merasa perlakuan tidak adil kepadanya yang juga merupakan anak ayahnya. Ia yang merasa telah melakukan kontribusi lebih banyak pada keluarga, malah tidak dipercaya oleh ayahnya sendiri. Emosi ini ia ungkapkan secara jelas kepada Erwin lewat salah satu adegan ketika ayahnya kembali jatuh sakit karena Erwin yang menjadi salah satu penyebab ayahnya stress. Ia berusaha menyuarakan konflik secara langsung. Ia mengungkapkan kemarahannya secara jelas kepada Erwin. Ia mengatakan bahwa Erwin terlalu penuh dengan dirinya sendiri. Ia terlalu memikirkan karirnya pribadi daripada menuruti saja permintaan ayahnya untuk menjaga toko (yang padahal sebenarnya Yohan malah membutuhkannya). Bahkan tidak hanya dengan kata-kata, ia juga menggunakan adegan pertengkaran fisik untuk menunjukkan emosinya. Dari adegan ini, dapat kita simpulkan bahwa konflik antara Yohan dan Erwin terjadi secara overtly. Yaitu mereka berdua menunjukkan perselisahan diantara keduanya secara jelas dan tidak menyangkalnya. 

Di sini kemudian, Erwin, juga tidak tahu harus merespon ketidaksukaan kakaknya bagaimana. Di sisi lain ia sadar bahwa seharusnya kakaknya lah yang lebih berhak meneruskan toko ayahnya namun malah ia yang dimintai. Namun di sisi lain, cita-cita untuk terus melanjutkan karir juga terus hidup dalam hatinya.

Di sisi lain, Yohan sendiri juga sudah berusaha menunjukkan ketidaksukaan dan berusaha menyelesaikan masalah. Ia menemui ayahnya, dan mengatakan bahwa sebenarnya ia lebih berhak dan membutuhkan warisan tersebut. Daripada Erwin yang sebenarnya juga lebih menyukai untuk meneruskan karirnya pribadi. Namun ayahnya sendiri tetap tidak peduli karena merasa Yohan saja tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarganya sendiri. Bagaimana bisa ia memegang tanggungjawab untuk menjaga toko, yang berarti akan menangung kehidupan karyawan-karyawannya yang banyak pula.

Namun seiring berjalannya waktu, dengan munculnya konflik lain, yaitu adanya agen properti yang ingin mengambil toko ayah mereka berdua, penyelesaian konflik diantara mereka berdua pun selaras ikut berjalan.  Mereka berkomitmen bersama meski adanya perbedaan. Untuk menghadapi konflik yang lebih besar, mereka akhirnya berdamai dan bekerja sama. Lalu dengan menyelesaikan masalah lain bersama-sama, kesempatan untuk berbicara secara lebih baik pun hadir. 

Yohan dan Erwin belajar untuk berkomunikasi secara efektif mengendalikan penyimpangan dan tetap pada agenda mereka. Keterbukaan yang mereka ciptakan terlihat jelas dengan cara untuk diskusi yang efektif tentang bagaimana menyelesaikan masalah yang muncul dalam hubungan keluarga mereka. Setelah suatu hal yang mendukung terbentuk, mereka  melanjutkan ke tahap tengah dari fase konflik yaitu mengetahui konflik dan tidak saling berkelahi tetapi bekerja sama untuk memecahkan masalah. 

Yohan dan Erwin mengonfirmasi masalah satu sama lain dengan menyetujui untuk menanganinya nanti. Selain itu, mereka juga membuat kemajuan dalam menyelesaikan masalah dengan mengakui masalah masing-masing dan mengakui sudut pandang satu sama lain. Daripada saling mengeluh, mereka mengakui perasaan, pikiran, dan kekhawatiran satu sama lain. Namun tentu juga tetap mengungkapkan isi hatinya sendiri.

Tahap penyelesain konflik ini kemudian berlanjut. Baik Yohan dan dan Erwin meyadari bahwa mereka adalah keluarga yang seharusnya tetap rukun. Demi kedamaian keluarga mereka bersama, demi kebahagian dan kesembuhan ayah mereka, Yohan dan Erwin berusaha menggunakan perspektif ganda untuk tetap menyadari sudut pandang satu sama lain. Tidak ada orang yang menekan kebutuhan pribadi, dan masing-masing berkomitmen untuk membangun usulan padasatu sama lain. Untuk mengatasi hal tersebut, mereka berdua membuat argumen lebih produktif. Hal terpenting adalah mencari cara untuk menanggapi apa yang dikatakan dan diinginkan masing-masing.

Konflik ini kemudian mereda saat akhirnya, mereka bertiga, Yohan, Erwin, dan Koh Afuk ayah mereka dapat berbicara dan saling mendengarkan bersama. Yohan menyadari kesalahannya sendiri. Ayahnya tidak mau memberikan tokonya kepadanya karena kesalahannya yang tidak bisa hidup dengan baik sehingga Koh Afuk tidak bisa percaya kepadanya. Ketidakmampuannya tersebut juga jadi menyebabkan ia menghambat cita-cita adiknya sendiri untuk tetap melanjutkan karir. Di sisi lain, koh Afuk sendiri juga akhirnya sadar dan meminta maaf kepada kedua anaknya. Ia sadar telah berperilaku tidak adil terhadap keduanya. Ia mengakui bahwa Yohan selalu ada untuk keluarga mereka. Namun ia malah tidak mempedulikannya. Sedangkan ia sendiri juga sadar bahwa ia telah menghalangi cita-cita Erwin. Erwin sendiri di sini akhirnya ikut larut dalam komunikasi mereka bersama. Ia akan menerima segala keputusan dan tidak egois lagi.

Dan akhirnya, konflik dalam film ini bisa diselesaikan secara win-win solution. Merka bertiga, Yohan, Erwin, dan Koh Afuk pun dapat mencari jalan penyelesain bersama yang terbaik untuk semua. Koh Afuk memutuskan untuk tetap membubarkan toko sembakonya. Namun lalu bangunan bekas tokonya tersebut dibangun kembali untuk Yohan. Ia sadar anaknya yang pertama lebih berhak dan membutuhkannya. Ia pun kemudian membangun kembali bekas tanah tersebut menjadi tempat yang disukai dan dibutuhkan Yohan. Yaitu studio fotonya sendiri untuk ia yang seorang fotografer. Tidak hanya itu,  bagian setengahnya juga ia bangun menjadi toko roti untuk istri Yohan yang penyabar,  yang memang bercita-cita untuk membangun toko roti sendiri untuk membantu pendapatan finansial kelurga kecil mereka. Sedangkan erwin, akhirnya bisa tetap melanjutkan karirnya dengan tidak mempunyai perasaan berat dan rasa bersalah sendiri pada keluarganya. Hubungannya dengan kakaknya sendiri, Yohan, juga akhirnya bisa kembali terjalin baik.






Komentar