RESENSI: Memaknai Peran Penting Keluarga lewat Karya Tere Liye: Ayahku Bukan Pembohong

Memaknai Peran Penting Keluarga lewat Karya Tere Liye: Ayahku Bukan Pembohong


Judul Buku      : Ayahku Bukan Pembohong Kategori         : Novel

Penulis            : Tere Liye

Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama ISBN               : 978-979-22-6905-5

Tebal               : 299 Halaman


Novel Ayahku Bukan Pembohong berkisah mengenai seorang anak bernama Dam yang tumbuh bersama dongeng-dongeng yang diceritakan oleh sang ayah. Kisah ini dimulai dengan Dam yang diceritakan tinggal bersama ayah dan ibunya dengan damai di kota kecil mereka. Sang ayah adalah pribadi yang sederhana, jujur, dan murah hati. Dengan kepribadian yang sangat baik sehari-hari membuat hampir semua orang di kota mengenalnya. Sang ibu merupakan sosok yang lemah lembut, perhatian, dan sederhana seperti sang ayah. Sedangkan Dam sendiri dikenal sebagai sosok yang baik, pekerja keras, suka menolong, dan penuh ide cemerlang dalam kepalanya. Sikap dan kepribadian mulia yang dimiliki tokoh utama, Dam, dalam novel ini bukanlah tanpa alasan. Dam tumbuh menjadi anak yang baik dan cerdas berkat dongeng-dongeng penuh imajinatif namun sarat akan makna kehidupan yang selalu diceritakan oleh ayahnya sejak ia kecil, dengan ayahnya sendiri sebagai sang tokoh utama dalam cerita. Namun seiring waktu Dam beranjak dewasa, ia mulai meragukan dongeng-dongeng yang dikisahkan oleh ayahnya benar terjadi. Setelah beberapa peristiwa terjadi dalam hidupnya, Dam perlahan mulai membenci sang ayah dan segala dongeng yang pernah ia percayai.

Dalam novel Ayahku Bukan Pembohong, sepanjang cerita berhasil dibawakan oleh Tere Liye dengan sangat menarik dan mudah dipahami. Novel ini dapat dikatakan merupakan sebuah cerita dalam cerita, karena banyaknya dongeng yang dikisahkan oleh sang ayah dalam novel ini. Namun, Tere Liye bisa tetap membuat segala dongeng yang ada tadi menjadi satu kesatuan dan tetap berkesinambungan dengan jalan cerita utamanya sendiri.

Banyak nilai kehidupan yang bisa diambil dalam novel ini. Mulai dari perihal hubungan persahabatan, cinta, keluarga, sampai pendidikan. Nilai-nilai yang ada ini bisa ditangkap dengan mudah dan tanpa terkesan menggurui, baik bagi para pembaca maupun sang tokoh utama Dam. Hal ini berkat nilai moral berhasil dikemas dalam bentuk cerita dongeng menyenangkan yang dikisahkan oleh sang ayah dalam cerita. Dongeng-dongeng yang disampaikan ayah sejak Dam masih kecil, sukses menjadikan Dam menjadi sosok dengan kepribadian yang mulia. Dari hal tersebut, terdapat poin utama yang sebenarnya bisa kita tangkap dalam cerita, yakni mengenai betapa penting dan besarnya peran keluarga seperti ayah dalam membesarkan dan membentuk karakter anaknya. Dam yang tumbuh dengan dongeng- dongeng penuh kesederhanaan hidup dari sang ayah, kemudian meneladani dan mengadaptasi nilai-nilai kebaikan yang ada dalam dongeng saat ia dewasa, bahkan tanpa ia sendiri sadari. Meski saat dewasa Dam mulai meragukan segala kisah dongeng, namun kisah-kisah tadilah yang telah membentuk Dam yang sekarang.


Contoh nilai menarik yang bisa diambil dalam novel ini yakni nilai tentang pentingnya pendidikan. Dalam salah satu dongeng yang diceritakan oleh sang ayah, terdapat kisah mengenai sang Raja Tidur, sosok hakim termasyhur di negerinya. Ia adalah seorang hakim kompeten yang menegakkan keadilan dengan gagah berani tanpa pandang bulu, menghabisi semua sumber busuk di seluruh penjuru negerinya. Meski banyak para pemilik kepentingan yang menjegalnya dalam penegakkan hukum, sang Raja Tidur tidak pernah gentar dan berhasil menjalankan tugasnya. Hal ini bukan karena modal nekat buta saja, namun pekerjaannya sebagai hakim juga didukung dengan ilmu pengetahuannya yang luar biasa. Untuk menjadi hakim yang baik, sang Raja Tidur tidak hanya belajar sebatas ilmu di bidang hukum belaka. Namun ia juga menguasai delapan ilmu bidang pengetahuan lain yang mendukungnya. Mulai dari ilmu medis, politik, psikologis, teori konspirasi, dan beragam ilmu lain yang membuatnya tak terkalahkan di meja sidang. Tidak ada yang bisa membuatnya takut dalam menegakkkan keadilan serta tidak ada yang bisa menipunya dalam hal kesaksian dan bukti. Sang Raja Tidur selalu sukses menjalankan pekerjaannya.

Dam sudah berusia remaja saat pertama kali mendengarkan kisah sang Raja Tidur dan sudah mulai meragukan keaslian ceritanya. Namun, ia sendiri mengakui bahwa salah satu dongeng dari ayahnya tersebut menginspirasi pilihan hidupnya di masa kini. Dam merupakan seorang lulusan arsitek, namun ia juga mengambil berbagai ilmu pengetahuan lain untuk mendukung pekerjaannya tersebut. Seperti studi di bidang rekayasa teknik, sejarah, fisika, sampai elektronika. Hal ini Dam lakukan berkat terinsipirasi dari kisah sang Raja Tidur. Ia merupakan hakim masyhur karena menguasai delapan ilmu bidang pengetahuan. Hal tersebut memberikan amunisi tidak terbilang bagi sang Raja Tidur dalam kehidupan profesionalnya. Dam ingin menjadi seorang profesional terbaik dalam bidangnya, sama seperti sang Raja Tidur dalam ceritanya. Dari hal ini, terlihat bahwa peran keluarga khususnya sosok ayah dalam membina dan membentuk kepribadian anak sangat membawa pengaruh. Sebagaimana ayah yang berhasil membangun pondasi karakter kuat dan teladan untuk anaknya lewat dongeng yang dikisahkan.

Namun, dengan segala kelebihan yang telah disebutkan, sebagaimana kata pepatah, tak ada gading yang tak retak, novel Ayahku Bukan Pembohong juga tetap memiliki kekurangannya sendiri yang cukup mengganggu. Meski dongeng-dongeng yang diceritakan indah dan menarik, namun dengan ditunjukkanya di akhir cerita jikalau semua dongeng tersebut nyata, malah terasa menjadi sesuatu yang terlalu dipaksa. Meski memang bergenre fiksi, namun penulis Tere Liye terkesan terlalu memaksakan imajinasinya dan jadi mematahkan kelogisan cerita yang sudah baik dari awal.

Dari segala kelebihan dan kekurangan yang sudah disebutkan, novel Ayahku Bukan Pembohong merupakan novel yang tetap direkomendasikan untuk dibaca. Dengan pembawaan yang ringan, banyak teladan yang bisa diambil darinya. Seperti pentingnya hubungan di antara keluarga, khususnya hubungan seorang ayah dan anak. Novel Ayahku Bukan Pembohong mengajarkan kita betapa berharganya sosok ayah dan pentingnya untuk saling terbuka sebagai sesama anggota keluarga.

Terakhir, sebagai penutup ada satu kutipan menarik dari novel ini yang masih tidak jauh-juah mengenai pentingnya hubungan dalam keluarga, yakni “..Tidak ada yang lebih merusak dibandingkan anak pintar yang tumbuh jahat. Orang-orang dewasa yang jahat sulit diperbaiki meski dihukum seratus tahun, jadi berharaplah dari generasi berikutnya perbaikan akan datang. Istri, anak-anak, dan anggota keluarga lainnya bisa menjadi penyebab sebuah kejahatan, dan sebaliknya juga bisa menjadi motivasi besar kebaikan”. Jadi, mari kita menyebarkan kebaikan serta mengambil peran masing-masing dengan baik dalam keluarga, sebagaimana yang diajarkan dalam cerita.

Komentar